Loader

Artikel

Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah: Fondasi Ideologis Gerakan Islam Berkemajuan

Ilustrasi : SMK Muhammadiyah Sampit selaku petugas upacara peringatan  17 Agustus 2023, 

di kompleks perguruan Muhammadiyah jl. A. Yani Sampit 

 

Pendahuluan

Organisasi Muhammadiyah dikenal sebagai salah satu gerakan Islam terbesar di Indonesia yang berperan penting dalam pembaruan pemikiran, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. Sebagai organisasi modern, Muhammadiyah memiliki dasar ideologis yang tertuang dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM). Dokumen ini bukan sekadar pembukaan statis dari Anggaran Dasar, tetapi menjadi nafas perjuangan dan jiwa gerakan Muhammadiyah sejak dirumuskan pasca-kemerdekaan Indonesia.

Sejarah Perumusan MADM

MADM dirumuskan pertama kali oleh Ki Bagus Hadikusumo, Ketua Pimpinan Besar Muhammadiyah (1942–1953), pada Muktamar Darurat Muhammadiyah tahun 1946 di Yogyakarta. Perumusan ini muncul sebagai respons atas kebutuhan dasar organisasi dalam menghadapi situasi pasca-proklamasi kemerdekaan. Pada Muktamar ke-31 tahun 1950 di Yogyakarta, MADM kembali diajukan dan disahkan secara resmi. Meski demikian, perdebatan internal tetap terjadi karena muncul pemikiran untuk menekankan kontribusi Muhammadiyah dalam mengisi kemerdekaan bangsa. Akhirnya, melalui Sidang Tanwir 1951, diputuskan menggunakan rumusan Ki Bagus Hadikusumo dengan beberapa penyempurnaan redaksi.

Tim penyempurna MADM terdiri dari tokoh-tokoh besar Muhammadiyah, antara lain:

  1. Prof. Dr. HAMKA (ulama, sastrawan, dan pemikir Islam)
  2. Prof. Mr. Kasman Singodimedjo (tokoh hukum dan politik)
  3. KH. Farid Ma’ruf
  4. Zein Zambek

Proses panjang ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah memiliki kesadaran historis untuk menjadikan MADM sebagai fondasi ideologi yang kuat sekaligus kontekstual dengan dinamika bangsa.

Latar Belakang Lahirnya MADM

Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi lahirnya MADM, yaitu:

  1. Belum adanya rumusan formal dasar dan cita-cita perjuangan Muhammadiyah.Sebagai organisasi besar, Muhammadiyah memerlukan pijakan ideologis yang jelas agar arah perjuangan tidak kabur.
  2. Orientasi kehidupan warga Muhammadiyah yang didominasi penyakit wahn.Wahn merujuk pada sikap cinta dunia berlebihan dan takut mati, yang berpotensi melemahkan semangat perjuangan.
  3. Menguatnya pengaruh pemikiran luar.Pasca-kemerdekaan, Indonesia terbuka terhadap berbagai arus ideologi global (liberalisme, komunisme, nasionalisme radikal) yang dapat memengaruhi orientasi perjuangan umat Islam.
  4. Dorongan dari penyusunan Pembukaan UUD 1945.Rumusan falsafah negara memberi inspirasi bagi Muhammadiyah untuk menyusun pijakan ideologis serupa dalam lingkup organisasi.

Hakekat dan Fungsi MADM

Secara hakekat, MADM merupakan kesimpulan dari perintah Al-Qur’an dan Sunnah tentang pengabdian manusia kepada Allah SWT serta perjuangan menegakkan Islam sebagai jalan hidup. MADM menegaskan bahwa manusia adalah hamba Allah sekaligus khalifah di bumi, sehingga perjuangan Islam merupakan wujud ibadah sosial dan spiritual. Fungsinya tidak hanya sebagai pengantar Anggaran Dasar, tetapi menjadi:

  1. Jiwa dan nafas organisasi.MADM menginternalisasi semangat perjuangan ke dalam seluruh amal usaha Muhammadiyah, baik pendidikan, kesehatan, ekonomi, maupun dakwah.
  2. Asas ideologis.Menjadi sumber pokok pikiran dan prinsip perjuangan, sehingga membedakan Muhammadiyah dari organisasi lain.

Nilai-Nilai Pokok dalam MADM

Rumusan MADM terdiri dari tujuh paragraf yang berisi pokok pikiran ideologis. Beberapa inti nilai di antaranya:

  1. Tauhid sebagai dasar hidup.Hidup manusia harus bertumpu pada pengesaan Allah, dengan ibadah dan kepatuhan hanya kepada-Nya.
  2. Islam sebagai pedoman tunggal.Islam dipandang sebagai ajaran hidup yang sempurna, yang mampu membentuk pribadi utama dan tatanan masyarakat berkeadilan.
  3. Perjuangan menegakkan agama sebagai kewajiban.Menjunjung tinggi agama Islam adalah ibadah sekaligus bentuk islah (perbaikan) dan ihsan (kebaikan) kepada sesama manusia.
  4. Meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW.Metode perjuangan harus sesuai akhlak Rasulullah, bukan dengan jalan kekerasan, tetapi dengan akhlak mulia dan keteladanan.
  5. Organisasi sebagai alat perjuangan.Muhammadiyah menegaskan pentingnya perjuangan kolektif melalui organisasi, bukan hanya gerakan individual.
  6. Tujuan utama: terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.Visi ini mencerminkan cita-cita sosial Islam: adil, makmur, dan diridhai Allah SWT.

Relevansi MADM dalam Konteks Kekinian

Di tengah tantangan globalisasi, sekularisasi, dan krisis moral, keberadaan MADM tetap relevan. Data dari PP Muhammadiyah (2023) mencatat Muhammadiyah memiliki lebih dari 170 perguruan tinggi, 6.000 sekolah dan madrasah, serta 400 rumah sakit dan klinik. Semua amal usaha ini digerakkan oleh semangat MADM untuk menghadirkan Islam yang berkemajuan. Selain itu, Muhammadiyah juga aktif dalam isu-isu kontemporer, seperti perubahan iklim, kesehatan global, hingga keadilan sosial. Semangat MADM yang menekankan tauhid, etika, dan perjuangan kolektif menjadi landasan moral dalam merespons isu-isu modern.

Penutup

Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah bukanlah dokumen sejarah yang mati, melainkan manifestasi ideologis yang terus hidup dalam setiap langkah Muhammadiyah. Sejarah perumusannya menunjukkan keseriusan para tokoh dalam meneguhkan dasar perjuangan Islam. Nilai-nilai tauhid, keadilan, perjuangan, dan organisasi kolektif yang terkandung di dalamnya tetap relevan hingga kini, bahkan menjadi inspirasi bagi gerakan Islam modern di Indonesia. Dengan memahami dan menginternalisasi MADM, warga Muhammadiyah maupun umat Islam secara umum dapat lebih sadar akan peran strategis mereka sebagai hamba Allah dan khalifah di bumi.

 

Daftar Rujukan

  1. Alfian. Muhammadiyah: The Political Behavior of a Muslim Modernist Organization under Dutch Colonialism. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1989.
  2. Nakamura, Mitsuo. The Crescent Arises over the Banyan Tree: A Study of the Muhammadiyah Movement in a Central Javanese Town. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012.
  3. PP Muhammadiyah. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah. Yogyakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2015.
  4. Haedar Nashir. Islam Berkemajuan untuk Peradaban Dunia. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2015.
  5. Situs Resmi Muhammadiyah. “Data Amal Usaha Muhammadiyah 2023.” www.muhammadiyah.or.id

 

Editor: Humas