Loader

Artikel

Resensi Novel “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”

Novel “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati” karya Brian Khrisna berhasil menjadi mega best seller hanya dalam waktu singkat. Terbit pertama kali pada Januari 2025, dan dalam enam bulan saja, tepatnya Juni 2025, buku ini sudah mencetak ulang hingga 50 kali. Tak heran, sebab karya ini berhasil menyentuh hati banyak pembaca dengan kisah yang hangat, jujur, dan penuh makna.

Novel ini mengangkat isu kesehatan mental, dikisahkan dari sudut pandang Ale, seorang pria berumur 37 tahun yang merasa hidupnya tidak berarti. Ia memutuskan untuk mengakhiri hidup, namun sebelum itu ia ingin melakukan satu hal sederhana: menyantap seporsi mie ayam favoritnya. Dari niat sederhana itulah perjalanan Ale dimulai, perjalanan yang justru membawanya bertemu berbagai orang dan pengalaman yang perlahan mengubah pandangannya tentang hidup.

Yang membuat buku ini menarik adalah gaya bahasanya yang ringan dan mudah dipahami. Meskipun membahas tema yang berat seperti depresi dan kehilangan harapan, Brian Khrisna menulis dengan cara yang santai, akrab, dan penuh empati. Buku ini cocok dibaca oleh siapa saja, bahkan oleh mereka yang tidak terbiasa membaca buku tebal atau karya sastra serius. Ceritanya tetap mengalir, enak diikuti, dan bisa dinikmati di sela-sela kesibukan.

Salah satu kutipan yang paling menyentuh berbunyi:

“Demi menyelamatkan kita dari jalan yang salah, terkadang Tuhan akan mematahkan kita sepatah-patahnya.”

Melalui pertemuan Ale dengan berbagai tokoh, seperti penjual kerupuk tunanetra yang berkata, “Lihatlah langit yang gak pernah bisa saya lihat, nikmati warnanya…”, pembaca diajak untuk merenung bahwa setiap orang punya luka, tetapi juga punya alasan untuk terus hidup.

Novel ini sarat dengan pesan moral: bahwa hidup tidak harus selalu sempurna untuk layak dijalani. Terkadang, keindahan justru muncul dari luka dan kegagalan yang kita alami. Buku ini mengingatkan kita untuk bersyukur atas hal-hal kecil, menghargai setiap napas, setiap pertemuan, dan setiap kesempatan kedua yang Tuhan berikan.