Loader

Artikel

Kolaborasi dan Kreativitas Warnai Hari Terakhir IHT SMK Muhammadiyah Sampit

 

Peserta IHT sedang melakukan peer teaching

Sampit, 15 Oktober 2025 —Hari terakhir pelaksanaan In House Training (IHT) di SMK Muhammadiyah Sampit berlangsung penuh semangat dan kolaboratif. Setelah dua hari membekali diri dengan teori dan rancangan pembelajaran mendalam, pada Rabu (15/10/2025) para guru akhirnya mempraktikkan hasil pelatihan melalui kegiatan Peer Teaching yang digelar sejak pukul 07.00 hingga 13.00 WIB.

Kegiatan yang merupakan puncak dari rangkaian IHT bertema “Pembelajaran Mendalam, Koding, Kecerdasan Artifisial, dan Penguatan Pendidikan Karakter” itu menjadi ajang bagi para guru untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam merancang dan menerapkan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills).

Dalam sesi peer teaching, setiap guru mengajar sesuai dengan bidang keahliannya, namun dengan menerapkan pendekatan pembelajaran mendalam yang telah mereka pelajari pada hari sebelumnya. Salah satu contoh menarik datang dari Nurul, guru Bahasa Indonesia, yang mengangkat materi teks berita dengan proyek akhir berupa pembuatan video. “Pendekatan ini sangat kontekstual, karena hasil akhirnya bisa bersinergi dengan pelajaran di jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) yang diampu oleh M. Latifnoor,” ujar salah satu rekan guru yang turut menyaksikan.

Keterpaduan antar-mata pelajaran tersebut mencerminkan prinsip interdisipliner yang menjadi ciri khas pembelajaran abad ke-21. Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), sinergi antarmapel menjadi bagian penting dalam implementasi Kurikulum Merdeka, di mana peserta didik diharapkan mampu memahami konsep lintas bidang untuk menyelesaikan masalah secara kreatif dan kolaboratif.

Setelah sesi praktik berakhir, seluruh peserta mengikuti Post Test dan Refleksi untuk mengukur sejauh mana pemahaman mereka terhadap materi IHT. Post Test dilaksanakan secara digital melalui aplikasi Wayground, sebuah platform berbasis teknologi pendidikan yang memungkinkan asesmen cepat dan terintegrasi. Sementara itu, refleksi dilakukan menggunakan Google Form, sebagai media untuk menampung masukan dan pengalaman belajar dari para peserta.

“Kegiatan refleksi ini penting untuk menilai efektivitas IHT, sekaligus memberikan ruang bagi guru untuk menyadari perkembangan dan tantangan yang mereka alami,” ujar Ratih, salah satu panitia pelaksana.

Menariknya, usai sesi akademik, suasana IHT berubah menjadi penuh tawa dan keceriaan. Para guru dibagi ke dalam empat kelompok yang dinamai Olah Pikir, Olah Hati, Olah Rasa, dan Olah Raga, masing-masing menampilkan yell-yell dengan kreasi dan gaya unik. Ruang aula sekolah mendadak berubah menjadi panggung kebersamaan, menampilkan kreativitas dan kekompakan seluruh peserta, termasuk Kepala Sekolah yang turut bergaya mengikuti yel-yel para guru.

“Guru yang hebat tidak hanya pandai mengajar, tapi juga mampu menularkan semangat positif kepada rekan-rekannya,” ungkap Kepala SMK Muhammadiyah Sampit seraya memberikan apresiasi kepada seluruh peserta yang menunjukkan antusiasme tinggi selama tiga hari pelatihan.

Selama IHT berlangsung sejak 13 hingga 15 Oktober 2025, para guru mendapatkan beragam materi mulai dari filosofi pembelajaran mendalam, integrasi Taksonomi SOLO, penguatan pendidikan karakter, hingga pengenalan koding dan kecerdasan artifisial (AI). Materi-materi tersebut diberikan oleh para narasumber internal sekolah yang telah mendapatkan pelatihan khusus dari program Guru Penggerak dan Platform Merdeka Mengajar.

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya sekolah untuk menyiapkan tenaga pendidik yang adaptif terhadap perubahan zaman. Berdasarkan data UNESCO (2024), lebih dari 70% kompetensi masa depan akan membutuhkan kemampuan berpikir analitis, kreativitas, dan kolaborasi — tiga hal yang menjadi inti dari pendekatan pembelajaran mendalam.

Dengan semangat tersebut, SMK Muhammadiyah Sampit bertekad menjadikan IHT bukan sekadar kegiatan tahunan, melainkan gerakan berkelanjutan dalam membangun ekosistem belajar yang reflektif dan kolaboratif.

“Yang paling berkesan dari IHT tahun ini adalah semangat kebersamaan dan saling belajar antar-guru. Kami tidak hanya mendapat ilmu, tapi juga pengalaman berharga tentang bagaimana menjadi guru yang memerdekakan,” tutur salah satu peserta saat sesi penutupan.

Menutup kegiatan, panitia menyampaikan harapan agar hasil dari pelatihan ini dapat diimplementasikan langsung di ruang-ruang kelas. Dengan demikian, proses belajar di SMK Muhammadiyah Sampit tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses pembentukan karakter, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Melalui IHT yang berorientasi pada pembelajaran mendalam, sekolah ini menunjukkan bahwa transformasi pendidikan dapat dimulai dari ruang-ruang kecil — dari para guru yang terus mau belajar dan berkolaborasi demi kemajuan anak bangsa.

 

Reporter : Humas