Loader

Artikel

Integrasi Pendekatan Pembelajaran Mendalam dan Taksonomi SOLO: Guru Antusias Menyimak Materi Inovatif

Narasumber, Ratih Plara Ningrum, S.Pd, sedang menyampaikan materi Taksonomi SOLO di hadapan peserta IHT

Sampit, 14 Oktober 2025 – Usai melaksanakan salat Dzuhur berjamaah dan kultum yang menjadi rutinitas reflektif selama kegiatan In House Training (IHT), suasana di aula SMK Muhammadiyah Sampit berangsur hangat dan akrab. Para guru yang telah menyelesaikan santap siang bersama segera bersiap melanjutkan sesi kedelapan, yakni “Integrasi Pendekatan Pembelajaran Mendalam (PM) dan Taksonomi SOLO”. Sesi yang berlangsung sejak pukul 12.30 hingga 14.00 WIB ini menghadirkan Ratih Plara Ningrum, S.Pd., sebagai narasumber utama. Seluruh dewan guru tampak antusias mengikuti pemaparan yang memadukan teori pendidikan modern dengan pendekatan praktis di ruang kelas.

Ratih menjelaskan bahwa Taksonomi SOLO (Structure of Observed Learning Outcomes) merupakan model yang membantu guru menilai kedalaman pemahaman peserta didik. Melalui model ini, guru dapat melihat sejauh mana siswa mampu menghubungkan pengetahuan yang dimiliki, mulai dari tahap pemahaman sederhana hingga kemampuan berpikir kompleks. “SOLO membantu kita tidak hanya menilai hasil, tetapi juga proses berpikir siswa. Ia sejalan dengan semangat Pembelajaran Mendalam yang menekankan olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara utuh,” ungkap Ratih di hadapan peserta.

Dalam konteks Pembelajaran Mendalam, sebagaimana dijelaskan dalam Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (2025), pendekatan ini menuntun peserta didik untuk belajar secara berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful). Ratih mengaitkan prinsip tersebut dengan kerangka berpikir Taksonomi SOLO yang menempatkan siswa dalam lima tingkat pemahaman: prestructural, unistructural, multistructural, relational, dan extended abstract. “Semakin tinggi tingkat SOLO, semakin mendalam pula kemampuan berpikir peserta didik,” ujarnya.

Menurutnya, pembelajaran yang terintegrasi antara PM dan SOLO tidak hanya meningkatkan kompetensi akademik, tetapi juga menumbuhkan karakter dan kesadaran reflektif siswa. Guru diharapkan mampu menciptakan pengalaman belajar yang kontekstual, kolaboratif, dan menantang secara intelektual. “Ketika siswa belajar dengan kesadaran penuh dan gembira, mereka tidak hanya memahami pelajaran, tetapi juga menemukan makna belajar bagi kehidupannya,” tambah Ratih.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian IHT bertema “Pembelajaran Mendalam, Koding, dan Kecerdasan Artifisial, serta Penguatan Pendidikan Karakter.” Kepala SMK Muhammadiyah Sampit, Drs. Tahlirudin menyampaikan bahwa pelatihan semacam ini sangat penting dalam meningkatkan kompetensi pedagogis guru agar lebih siap menghadapi transformasi pendidikan abad ke-21. “Guru adalah agen perubahan di kelas. Dengan memahami pendekatan PM dan Taksonomi SOLO, mereka dapat merancang pembelajaran yang lebih reflektif, menantang, dan relevan dengan kebutuhan siswa,” ujarnya.

Antusiasme guru terlihat sepanjang sesi berlangsung. Beberapa peserta aktif bertanya tentang cara menerapkan level-level SOLO dalam asesmen dan perencanaan pembelajaran. Ratih pun memberikan contoh konkret penerapan pada berbagai mata pelajaran, seperti mengarahkan siswa untuk tidak hanya menjawab soal, tetapi menjelaskan alasan di balik jawaban, serta mengaitkannya dengan konteks dunia nyata.

Di akhir sesi, Ratih mengajak seluruh guru untuk terus berinovasi dalam praktik pembelajaran. “Transformasi pendidikan tidak dimulai dari kebijakan besar, tetapi dari ruang kelas kita sendiri,” tutupnya disambut tepuk tangan peserta.

Melalui kegiatan ini, SMK Muhammadiyah Sampit menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan, dan memerdekakan — sejalan dengan semangat Pembelajaran Mendalam yang sedang digulirkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia.

 

Reporter : Humas