Loader

Artikel

Mendalami Filosofi Pembelajaran Mendalam, Guru Diminta Menyusun Peta Konsep

Sampit, 14 Oktober 2025 — Dalam upaya memperkuat transformasi pendidikan menuju pembelajaran yang lebih bermakna dan relevan dengan tantangan abad ke-21, SMK Muhammadiyah Sampit menyelenggarakan kegiatan In House Training (IHT) bertema “Pembelajaran Mendalam, Koding, dan Kecerdasan Artifisial, serta Penguatan Pendidikan Karakter”. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, 13–15 Oktober 2025, ini diikuti oleh 22 guru dan menghadirkan sejumlah narasumber internal dari sekolah tersebut.

Kegiatan IHT ini menjadi bagian dari komitmen sekolah untuk menyiapkan guru-guru yang mampu menerapkan pendekatan Pembelajaran Mendalam (PM) sebagaimana dirumuskan dalam Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam yang diterbitkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah pada Februari 2025. Pendekatan PM menekankan pembelajaran yang berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful) melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara terpadu.

Dalam sesi pembukaan, Kepala SMK Muhammadiyah Sampit, Drs. Tahlirudin, menegaskan pentingnya guru memahami filosofi dasar pembelajaran mendalam agar mampu merancang peta konsep pembelajaran yang tidak hanya berorientasi pada pengetahuan faktual, tetapi juga pada pengembangan karakter dan keterampilan berpikir kritis. “Guru tidak lagi sekadar menyampaikan materi, tetapi menjadi fasilitator yang menuntun siswa memahami makna di balik setiap proses belajar,” ujarnya.

Banika Agustiani, S.Pd., salah satu narasumber pasa sesi kedua yang membawakan materi Filosofi Pembelajaran Mendalam, menjelaskan bahwa esensi pendekatan ini berpijak pada pandangan pendidikan holistik yang menempatkan peserta didik sebagai pusat pembelajaran. Ia menekankan bahwa peta konsep yang disusun guru seharusnya menjadi panduan dalam menciptakan pembelajaran yang memuliakan, bukan membebani siswa. “Filosofi Ki Hajar Dewantara dan K.H. Ahmad Dahlan sangat relevan dengan konsep ini—pendidikan harus memerdekakan dan menumbuhkan kesadaran belajar,” tutur Banika.

Sementara itu Susanty, S.Pd., tyang sebelumnya menyampaikan materi pada sesi satu dengan tema Kunci Sukses Menghadapi Perubahan, menyoroti pentingnya pola pikir bertumbuh (growth mindset) di kalangan pendidik. Dalam era kecerdasan artifisial, guru perlu terus beradaptasi, terbuka terhadap inovasi, dan mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran. “Transformasi pendidikan tidak bisa lagi dilakukan dengan pendekatan lama. Guru perlu menjadi pembelajar sepanjang hayat,” katanya.

Ratih Plara Ningrum, S.Pd.,  disesi ketiga pada materi Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam, menguraikan empat komponen utama dalam PM, yakni dimensi profil lulusan, prinsip pembelajaran, pengalaman belajar, dan kerangka pembelajaran. Dalam konteks SMK, pendekatan ini bisa diterjemahkan melalui pembelajaran berbasis proyek, kolaborasi lintas mata pelajaran, serta refleksi terhadap pengalaman dunia kerja. “Siswa SMK harus mampu mengaitkan teori dengan praktik, memahami konteks, dan berani berinovasi,” jelas Ratih.

Sesuai dengan Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, pendekatan ini bukanlah kurikulum baru, melainkan cara berpikir dan berpraktik dalam proses belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Guru dituntut menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan siswa aktif memahami, mengaplikasikan, dan merefleksikan pengetahuan mereka.

Kegiatan IHT SMK Muhammadiyah Sampit menjadi contoh konkret penerapan prinsip tersebut di tingkat sekolah. Dalam suasana penuh semangat, para guru berdiskusi, menyusun peta konsep, dan mempresentasikan hasilnya secara kolaboratif. Pendekatan ini diharapkan memperkuat budaya belajar yang reflektif sekaligus menggembirakan.

Melalui kegiatan tiga hari ini, SMK Muhammadiyah Sampit menegaskan langkahnya sebagai sekolah yang progresif, siap menyongsong era pendidikan berbasis kompetensi dan teknologi dengan tetap menanamkan nilai-nilai karakter. Pembelajaran mendalam bukan hanya tentang metode baru, tetapi tentang perubahan paradigma: dari sekadar mengajar menjadi menumbuhkan kesadaran belajar sepanjang hayat.

 

Reporter: Humas