Loader

Artikel

Siswa SMK Muhammadiyah Sampit Ikuti Simulasi UKBI, Latihan Tingkatkan Kemampuan Bahasa

Sampit – Suasana berbeda terasa di SMK Muhammadiyah Sampit, Jumat (19/9). Pagi itu, sebanyak 51 siswa kelas XI mengikuti kegiatan Sosialisasi, Simulasi, dan Pendampingan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif. Program ini digelar oleh Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, Kementerian Pendidikan, Dasar, dan Menengah, sebagai upaya menguatkan kompetensi berbahasa para pelajar.

Kegiatan yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 11.30 WIB itu dihadiri tiga orang tim dari Balai Bahasa. Sementara dari pihak sekolah, dua guru pendamping, yakni Dewi Nur Arianti, S.Pd., dan Santoso, S.M., mendampingi siswa sejak awal hingga akhir kegiatan.

Agenda dimulai dengan sambutan dari pihak sekolah yang diwakili Humas SMK Muhammadiyah Sampit, Ratih Plara Ningrum, S.Pd. Dalam sambutannya, Ratih menekankan pentingnya kemampuan berbahasa Indonesia yang baik, terutama bagi siswa yang akan segera memasuki dunia kerja maupun terjun ke masyarakat.

“Kami menyambut baik kegiatan ini dan yakin manfaatnya besar bagi siswa. Harapannya seluruh peserta bisa mengikuti dengan serius. Kemampuan bahasa itu modal penting, bukan hanya saat bekerja, tetapi juga dalam pergaulan sehari-hari,” ujar Ratih.

Setelah sambutan, tim Balai Bahasa menyampaikan sosialisasi seputar UKBI. Para siswa dikenalkan tentang bentuk soal, manfaat sertifikat UKBI, serta bagaimana uji ini bisa menjadi tolok ukur keterampilan berbahasa.

Rangkaian kemudian berlanjut ke pemaparan contoh soal UKBI. Siswa diberi kesempatan memahami pola soal, terutama pada sesi menyimak yang menjadi tantangan utama. Setelah itu, peserta diarahkan menyelesaikan pendaftaran secara daring menggunakan akun yang sebelumnya sudah dibuatkan oleh pihak Balai Bahasa. Pendaftaran ini membutuhkan data berupa pas foto, kartu pelajar, dan perangkat headset yang dibawa siswa dari rumah.

Bagian inti kegiatan adalah Simulasi UKBI. Dalam simulasi ini, siswa langsung mencoba mengerjakan soal adaptif. Mereka berlatih menyimak audio percakapan, menjawab soal pilihan ganda, serta menyelesaikan berbagai tes kebahasaan. Suasana kelas pun terlihat serius. Sesekali terdengar suara kecil siswa yang berdiskusi dengan guru pendamping untuk memastikan teknis berjalan lancar.

Menurut tim Balai Bahasa, kegiatan simulasi ini merupakan tahap awal sebelum pelaksanaan Tes UKBI resmi pada 9 Oktober 2025 mendatang. Farhan Rusli Fadloli, salah satu narasumber, memberikan saran teknis agar siswa menggunakan laptop atau komputer saat tes sebenarnya.

“Kalau pakai ponsel terkadang audio percakapan tidak terdengar jelas. Lebih stabil kalau menggunakan laptop atau komputer,” terangnya.

Ia juga menegaskan bahwa kegiatan ini tidak dipungut biaya alias gratis bagi seluruh siswa. Sosialisasi akan terus dilakukan ke sekolah-sekolah agar UKBI semakin dikenal luas.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari para peserta. Salah satunya, Anisa Nur Mutmainah, siswi jurusan MP (Manajemen Perkantoran), mengaku senang bisa mengikuti simulasi tersebut.

“Menurut saya senang aja ikut kegiatan tadi. Jadi dapat pelajaran baru yang belum pernah dipelajari di sekolah, misalnya mendengarkan audio cerita lalu langsung jawab pertanyaannya. Seru dan menantang,” ungkap Anisa.

Bagi sebagian siswa, pengalaman pertama ini membuka wawasan baru tentang pentingnya keterampilan berbahasa. Mereka menyadari bahwa bahasa Indonesia tidak hanya sekadar pelajaran sekolah, melainkan bekal nyata untuk masa depan.

Sebelum kegiatan, pihak sekolah sudah diminta mengisi data siswa yang diikutsertakan. Selanjutnya, Balai Bahasa menyiapkan akun masing-masing peserta. Siswa juga diwajibkan membawa headset serta menyiapkan dokumen digital berupa pas foto dan kartu pelajar. Hal ini untuk memastikan kelancaran saat pendaftaran dan simulasi.

Namun, peserta simulasi kali ini hanya dari kelas XI. Kelas X tidak ikut karena masih dalam masa Latihan Dasar Ketarunaan, sementara kelas XII sedang melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL).

Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, Dr. Sukardi Gau, M.Hum., dalam surat resminya menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari program besar pemerintah untuk meningkatkan literasi bahasa di kalangan pelajar. UKBI diharapkan bisa menjadi standar kemampuan, layaknya TOEFL atau IELTS untuk bahasa Inggris.

Dengan adanya uji kemahiran ini, para siswa akan memiliki tolok ukur yang jelas tentang keterampilan berbahasa Indonesia. Lebih jauh, program ini diharapkan bisa menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap bahasa nasional.

Dengan berakhirnya simulasi ini, seluruh siswa diharapkan siap menghadapi tes resmi bulan depan. Guru pendamping menekankan agar siswa tetap berlatih, terutama dalam keterampilan menyimak. Kegiatan ini juga menegaskan peran sekolah dan Balai Bahasa dalam menanamkan pentingnya bahasa Indonesia di era global. Dengan bekal keterampilan berbahasa yang kuat, siswa diharapkan lebih percaya diri menghadapi tantangan masa depan, baik di dunia akademik maupun dunia kerja.

 

Reporter: Humas